Menguji Resolusi

Sebentar lagi tahun baru. Di Indonesia, tradisinya hampir sama setiap tahun: orang-orang berduyun-duyun menuju pantai. Bawa gitar untuk nyanyi bareng, bawa lontong dan lauk seadanya untuk makan tengah malam, dan… entah kenapa, ada juga yang bawa kondom, meski katanya cuma “jaga-jaga”.

Menjelang detik-detik pergantian tahun, semua orang siap dengan ponsel di tangan, kembang api di saku, dan semangat untuk meneriakkan hitungan mundur. Tepat pukul 00.00, langit gelap berubah jadi pesta warna-warni, suara letupan bercampur sorak-sorai, dan di tengah euforia itu kalian mengumumkan resolusi: “Mulai tahun ini, saya akan jadi manusia yang baik hati!”

Indah sekali… sampai ujian datang lebih cepat daripada yang kalian kira. Belum genap lima menit sejak janji suci itu diucapkan, rombongan nyamuk pantai menyerang. Mereka seperti komando terlatih, menggigit lengan, kaki, bahkan leher kalian tanpa ampun. Refleks, kalian menggaruk sambil misuh, “Jancuk!”—dan di situlah resolusi kalian gugur di malam pertama.

Begitulah, tahun baru memang selalu penuh harapan, tapi juga penuh ujian. Kadang, yang menggagalkan kita bukan masalah besar… melainkan seekor nyamuk yang cuma butuh setetes darah untuk membuktikan bahwa jadi “manusia baik hati” itu ternyata lebih sulit daripada kelihatannya.

Komentar

Memuat komentar…
Tidak bisa memuat komentar.
Tampilkan lebih banyak
Artikel Terkait
Memuat artikel…
Tidak ada artikel terkait.
Terima pembaruan lewat email