Jangan marah jika ada teman atau saudara yang datang hanya ketika butuh saja. Mereka menghilang saat senang, baru muncul ketika susah. Jangan buru-buru menilai mereka tidak tahu diri, karena kalau kita mau jujur, bukankah kita pun sering melakukan hal yang sama kepada Tuhan?
Kita jarang mengingat-Nya di hari-hari tenang. Jarang menyapa-Nya ketika dompet tebal, tubuh sehat, dan semua urusan lancar. Tapi ketika masalah datang, ketika hati remuk, atau ketika jalan buntu, barulah kita mencari-Nya. Tiba-tiba doa jadi panjang, ibadah jadi rajin, dan air mata jatuh tanpa malu-malu.
Kita kecewa saat manusia hanya datang ketika butuh, padahal pola yang sama kita terapkan pada Sang Pencipta. Kita merasa berhak atas perhatian Tuhan, meski kita sendiri pelit memberi perhatian kepada-Nya. Mungkin ini waktunya berhenti terlalu cepat menghakimi orang lain, dan mulai bercermin: seberapa sering kita memperlakukan Tuhan seperti ‘teman saat butuh’?