Jangan menasihati saya jika saya tidak memintanya. Bukan karena saya merasa paling benar, tapi karena setiap orang punya proses dan waktunya sendiri untuk menerima nasihat. Ada hal-hal yang hanya bisa dipahami ketika kita sudah siap mendengarnya—dan sebelum momen itu tiba, semua nasihat, betapapun baiknya, hanya akan terdengar seperti ceramah yang lewat begitu saja.
Amati saja keliaran cara berpikir saya. Biarkan saya menabrak dinding, jatuh, lalu bangkit lagi. Sebab kadang, pelajaran yang paling mengena datang bukan dari kata-kata orang lain, tapi dari rasa sakit akibat pengalaman sendiri. Saya tidak menolak perspektif Anda, saya hanya ingin memutuskan sendiri kapan waktunya saya membuka telinga dan hati.
Ada saatnya saya akan datang sendiri, duduk di depan Anda, dan berkata, “Sekarang saya butuh nasihat Anda.” Dan ketika saat itu tiba, kata-kata Anda akan benar-benar saya dengar, bukan hanya saya simpan di permukaan. Karena nasihat yang datang di waktu yang tepat, pada hati yang siap, bisa menjadi kunci untuk mengubah arah hidup.
Sampai hari itu tiba, simpanlah petuah Anda, dan jagalah jarak yang sehat. Sebab menghormati proses orang lain adalah bentuk nasihat yang paling diam, tapi justru paling berarti.