“Setiap orang menghakimi berdasarkan apa yang diketahuinya. Dan, penghakiman yang paling ganas tak jarang justru datang dari pengetahuan yang sangat terbatas.”
Kita sering lupa bahwa sudut pandang manusia sangat dipengaruhi oleh informasi yang ia miliki. Pengetahuan membentuk cara kita menilai, dan penilaian membentuk cara kita bereaksi. Masalahnya, banyak orang sudah berani memberi vonis sebelum gambaran yang dimilikinya lengkap. Mereka membangun kesimpulan hanya dari potongan cerita, potongan video, atau kabar yang entah valid entah tidak. Padahal, semakin sedikit yang kita tahu, seharusnya semakin besar pula alasan kita untuk berhati-hati dalam menilai.
Ironisnya, justru dari ruang pengetahuan yang sempit inilah sering muncul penghakiman paling keras. Mungkin karena merasa sudah benar, mungkin karena keyakinan yang dibentuk dari informasi setengah matang, atau mungkin karena dorongan emosi yang menuntut pelampiasan. Akhirnya, yang terjadi bukan lagi diskusi untuk mencari kebenaran, melainkan lomba untuk melempar vonis secepat mungkin.
Di sinilah pentingnya untuk menahan diri, memperluas wawasan, dan berusaha melihat dari berbagai sisi sebelum bicara. Karena sekali kata penghakiman terucap, ia tak bisa ditarik kembali—dan sering kali, kerusakan yang ditinggalkannya jauh lebih besar daripada masalah yang sebenarnya.