Selamat Paskah, sahabat-sahabat semua. Di tengah situasi yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19, mari kita tetap memelihara optimisme dan semangat. Paskah mengingatkan kita bahwa tidak ada kematian yang terlalu gelap untuk dikalahkan oleh terang, tidak ada keputusasaan yang terlalu dalam untuk dijangkau oleh pengharapan.
Yesus berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” (Yohanes 11:25) Ayat ini bukan sekadar janji untuk masa depan yang jauh, tetapi penghiburan dan kekuatan untuk hari ini. Bahwa bahkan di tengah kehilangan, ketakutan, atau krisis seperti sekarang, hidup yang sejati ada di dalam Dia.
Pandemi telah mengubah banyak hal: cara kita bekerja, cara kita beribadah, bahkan cara kita saling menyapa. Namun, Paskah mengajarkan bahwa perubahan dan keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya. Sama seperti batu besar yang menutup kubur Yesus digulingkan, kita pun percaya bahwa setiap batu yang menghalangi harapan kita akan tersingkir pada waktunya.
Mari kita rayakan Paskah bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan hati yang penuh syukur dan tindakan yang membawa kehidupan bagi orang lain—memberi semangat, saling menolong, dan menebar pengharapan. Karena Paskah bukan sekadar perayaan sekali setahun, melainkan gaya hidup yang percaya bahwa hidup selalu menang atas maut.