Menjadi Manusia Adalah Masalah

Heran rasanya melihat orang-orang yang menganggap terinfeksi virus Covid-19 sebagai aib. Mereka malu, menutup rapat-rapat status kesehatannya dari teman, tetangga, bahkan keluarga besar. Seakan-akan positif Covid-19 adalah cap dosa yang harus disembunyikan, bukan kondisi medis yang justru butuh penanganan dan kewaspadaan bersama.

Padahal, logikanya sederhana. Kalau positif Covid-19, konsekuensinya jelas: dijauhi sementara dan melakukan isolasi mandiri. Itu bukan bentuk pengucilan, melainkan langkah normal untuk mencegah penularan. Menyembunyikan status hanya memperbesar risiko, membuat orang-orang di sekitar tak waspada, dan pada akhirnya memperluas masalah.

Kita sudah hidup di abad 21, dengan informasi medis yang bisa diakses di ujung jari. Tapi entah kenapa, sebagian orang masih memandang penyakit seperti stigma sosial. Lupa bahwa tubuh manusia memang rentan sakit, dan itu bukan aib. Yang jadi masalah justru ketika rasa malu dan gengsi mengalahkan akal sehat, membuat seseorang lebih peduli pada image daripada keselamatan bersama.

Sepertinya, memang benar kata pepatah sinis: menjadi manusia kadang justru masalah terbesar bagi manusia itu sendiri.

Komentar

Memuat komentar…
Tidak bisa memuat komentar.
Tampilkan lebih banyak
Artikel Terkait
Memuat artikel…
Tidak ada artikel terkait.
Terima pembaruan lewat email