Saya Keturunan Nabi

Jika memang benar manusia adalah keturunan Adam, maka secara otomatis kita semua adalah keturunan nabi. Keturunan manusia pertama yang namanya tercatat di kitab suci, yang mendapat wahyu, yang diajarkan langsung oleh Tuhan tentang kehidupan. Artinya, darah seorang utusan mengalir di setiap manusia—tidak peduli agamanya, bangsanya, atau di mana dia dilahirkan.

Kalau begitu, seharusnya kita semua mewarisi setidaknya sedikit sifat kenabian: kejujuran, ketulusan, rasa tanggung jawab, dan kepedulian pada sesama. Tapi kenyataannya? Banyak yang justru berperilaku sebaliknya—licik, serakah, saling menjatuhkan, bahkan tega menipu demi keuntungan pribadi. Kita begitu bangga menyebut diri "keturunan nabi", tapi sering lupa bahwa gelar itu datang dengan tuntutan perilaku yang pantas.

Ironinya, kita lebih sibuk memperdebatkan siapa yang keturunan nabi secara biologis, daripada memastikan kita benar-benar berperilaku seperti keturunan nabi secara moral. Padahal kalau mau jujur, Tuhan tidak menilai garis keturunan di KTP, tapi melihat apakah kita hidup sesuai ajaran yang diwariskan.

Jadi pertanyaannya bukan lagi, "Apakah kamu keturunan nabi?", tapi, "Apakah perilakumu membuatmu layak disebut keturunan nabi?"

Komentar

Memuat komentar…
Tidak bisa memuat komentar.
Tampilkan lebih banyak
Artikel Terkait
Memuat artikel…
Tidak ada artikel terkait.
Terima pembaruan lewat email