Jadi ceritanya begini. Ada seorang perempuan hamil, perutnya mulai membesar. Lalu datanglah teman-teman perempuannya—ada yang langsung memegang perutnya, ada yang tersenyum manis, lalu berkata, "Selamat ya… semoga sehat-sehat terus." Semua fokus pada perut itu, semua memuji dan mendoakan. Rasanya hangat, penuh perhatian, seperti menyambut pahlawan yang baru pulang perang.
Tapi lucunya, tidak ada satu pun orang yang datang menghampiri si ayah, menepuk pundaknya, lalu berkata dengan penuh kebanggaan, "Kerja bagus, kawan." Bahkan organ yang sudah bekerja keras untuk memulai proses ini pun tidak mendapat penghormatan. Padahal, tanpa "aksi pembuka" itu, tidak akan ada cerita hamil ini.
Dari sini kita belajar satu hal: dunia memang tidak terlalu peduli sama proses. Yang penting hasilnya. Mau itu kerja semalaman, keringat bercucuran, atau perjuangan diam-diam—kalau hasilnya tidak terlihat, ya lewat begitu saja. Begitu hasilnya kelihatan, barulah semua tepuk tangan. Dan biasanya, tepuk tangannya bukan buat yang bekerja di belakang layar, tapi untuk yang sedang memegang "produk jadi"-nya.
Jadi kalau lain kali kamu merasa kerja kerasmu tidak dihargai, ingat saja cerita ini. Hidup memang jarang bilang "kerja bagus, kawan" kepada proses. Hidup lebih suka mengelus perut, bukan menepuk… ya, kamu tahulah.