Konflik Sehat

Berkonflik itu sehat—asal kita mampu mengelolanya dengan bijak. Perbedaan pendapat, benturan ide, atau gesekan kepentingan adalah hal yang wajar dalam hubungan antar manusia. Justru tanpa konflik, sering kali kebenaran hanya dikuasai oleh satu suara, dan perubahan menjadi sulit terjadi. Konflik bisa menjadi cermin yang memaksa kita melihat hal-hal yang sebelumnya kita abaikan.

Namun, kuncinya terletak pada bagaimana kita meresponsnya. Jika konflik dibiarkan liar, ia bisa berubah menjadi luka yang sulit disembuhkan. Tapi jika kita mampu mentransformasikannya menjadi proses belajar, mendengar sudut pandang lain, dan mencari titik temu, maka konflik justru menjadi jalan menuju kebaikan bersama. Ia mengajarkan kesabaran, melatih empati, dan memperkuat fondasi hubungan.

Konflik bukanlah musuh yang harus dihindari, melainkan alat yang harus digunakan dengan hati-hati. Sebab yang membuat konflik berbahaya bukanlah keberadaannya, tapi niat di baliknya. Dengan niat membangun, konflik bisa menjadi pupuk yang menyuburkan perubahan. Dengan niat merusak, ia bisa menjadi racun yang mematikan hubungan.

Komentar

Memuat komentar…
Tidak bisa memuat komentar.
Tampilkan lebih banyak
Artikel Terkait
Memuat artikel…
Tidak ada artikel terkait.
Terima pembaruan lewat email